WARISAN GEOLOGI

Bumi kurang lebih terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Bebatuan yang tersingkap di kawasan Geopark Raja Ampat, yang menyusun nilai keragaman warisan geologi mewakili hampir sepersepuluh umur Bumi. Beragam jenis batuan, umur, dan lingkungan pembentukannya ini menyusun sejarah geologi daerah Raja Ampat secara lengkap, yang dimulai sejak ratusan juta tahun lalu hingga sekarang. Batuan malih di Misool yang berasal dari endapan turbidit, dan menjadi batuan tertua yang tersingkap di Raja Ampat berumur 439-360 juta tahun (Silur-Devon). Cekungan Misool selanjutnya diisi oleh batuan Mesozoikum seperti serpih, batu pasir, dan sedikit batu gamping. Sementara itu, di Ranah Batanta-Salawati dibagian utaranya, berumur 148 juta tahun lalu (Jura Akhir) oleh karena terjadi pemekaran di dasar Samudera Pasifik.

Peristiwa ini menyebabkan naiknya magma ultrabasa ke permukaan sebelum akhirnya membeku membentuk batuan ultramafik mengandung nikel di Waigeo dan sekitarnya. Sedimentasi pada Zaman Tersier di bagian selatan (Misool), di bagian tengah (Batanta), dan di bagian utara (Waigeo) menghasilkan formasi-formasi batuan yang merupakan himpunan beragam jenis batuan sedimen, batuan gunung api, & batu gamping. Singkapan batu gamping Eosen di Misool & sekitarnya, serta batu gamping Neogen di Waigeo Barat (Gam, Teluk Kabui) & di Kepulauan Wayag yang luas membentuk bentang alam kars yang sangat signifikan. Fenomena kars seperti gua tidak hanya terjadi di darat, tetapi juga di laut yang menjadi kepanjangannya. Tempat ini menjadi lokasi diving yang terkenal. Sesar aktif barat-timur yang melewati daerah Raja Ampat adalah Sesar Sorong. Sesar mendatar mengiri ini menjadi komponen struktur geologi penting di kawasan Geopark, selain fenomena pelipatan seperti antiklin dan sinklin.

Physiology and Morphology

Sebagai wilayah kepulauan, daerah Raja Ampat terdiri dari ratusan pulau. Pulau utama di kawasan Geopark adalah Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Ketinggian pulau-pulau tersebut berkisar antara 0 m hingga 920 m dml. Waigeo menjadi pulau tertinggi, di mana puncak pegunungannya mencapai ketinggian 920 m dml. Pulau Misool yang menempati daerah Raja Ampat bagian selatan mempunyai ketinggian maksimum 327 m dml. Puncak tinggian (Gunung Kupel, Gunung Zadel) dan daerah di sekitarnya (Pegunungan Zaag) ditempati oleh batu gamping yang mengalami karstifikasi.

Teluk Mayalibit di Waigeo menjadi bentang alam yang mencolok manakala teluk panjang yang membujur arah baratlaut-tenggara seolah-olah memisahkan pulau ini menjadi 2 bagian. Secara genesis, pulau-pulau kecil di bagian dalam teluk merupakan sea-stacks yang pembentukannya dipengaruhi oleh struktur geologi (sesar). Segmen bentang alam ini menjadi bagian dari kawasan lindung Teluk Mayalibit. Pulau Gam dan Teluk Kabui di bagian selatan-barat Waigeo merupakan pulau dan gugusan pulau kecil yang menunjukkan bentang alam kars. Perairan laut yang memisahkan masing-masing pulau mempunyai kedalaman antara 20 m (di pinggiran pulau) dan 200 m (di perairan lepas).

Wilayah Kabupaten Raja Ampat bagian paling utara ditempati oleh Kepulauan Wayag. Di sebelah barat laut dan timur lautnya masing-masing terdapat Pulau Sayang dan Samudera Pasifik di mana negara Republik Federal Palau berada. Perairan di barat Wayag termasuk dalam wilayah Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. Kedalaman laut di luar Kepulauan Wayag rata-rata kurang dari 100 m.

Kepulauan Wayag (termasuk Pulau Sayang) yang merupakan kepulauan terluar Indonesia merupakan gugusan pulau dengan morfologinya yang khas. Gugusan pulau-pulau di bagian utara ini (Wayag-Quoy-Uranie) mempunyai bentang alam kars kepulauan. Pulau-pulau batu gamping di daerah ini berjumlah lebih dari 100 buah, dengan ukurannya yang beragam. Pulau Quoy di timur Pulau Wayag juga sering disebut Pulau Yin; sedang Pulau Uranie, di timur Pulau Bag oleh penduduk setempat dinamakan Pulau Mace. Pulau-pulau yang menyembul dari dasar laut mempunyai ketinggian maksimum 75 m dml, dengan pinggirannya yang curam.

Gugusan kepulauan Wayag-Quoy-Uranie membentuk kelurusan berarah baratlaut-tenggara. Kelurusan ini dikendalikan oleh sesar baratlaut-tenggara, yang rupanya menjadi struktur geologi utama di Waigeo. Gawir atau dinding terjal pada bukit juga disebabkan oleh struktur geologi, yaitu kekar dan sesar. Perairan laut dangkal (kurang dari 20 m) di Pulau Wayag yang penuh oleh jejeran pulau-pulau batu gamping berbangun menara membentuk semacam laguna. Dasar laguna ditumbuhi oleh koral.

Tipe-tipe bukit batu gamping di Pulau Wayag yang beragam, mulai berbangun melengkung setengah bola (sinusoids), kerucut (conical), berpermukaan mendatar mirip plato hingga menara (tower) menjadi ciri fenomena kars-luar di daerah ini. Keragaman bentuk bukit tersebut dipengaruhi terutama oleh struktur geologi, baik retakan (kekar) maupun sesar (patahan).

Berbagai bentuk perbukitan kapur di Kepulauan Wayag yang pada awalnya dipengaruhi oleh jenis litologi batugamping, stratigrafi, dan struktur geologi (sendi, sesar).

© Hanang Samodra (2014).

Dari sisi litologi, batu gamping napalan tebal yang sifatnya lebih lunak dan kurang tahan terhadap pelarutan cenderung membentuk bukit berbangun setengah bola atau berpuncak melengkung. Runtunan batu gamping yang menurut stratigrafi, disusun oleh perselingan antara batu gamping yang mudah larut dan batu gamping yang lebih tahan terhadap pelarutan (batu gamping koral) dimana jika mengalami karstifikasi cenderung membentuk bangun kerucut.

A hill or embankment with a flat top so that it gives a plateau-like appearance can be ascertained that the top is composed of limestone which is relatively soluble in type, such as marl limestone. The thick insertion of marl at the top of the hill also often triggers the formation of a hill with a horizontal peak. The rim of the plateau's hilltop is usually curved due to strong erosion and dissolution. The hillside with low horizontal peaks, which is on the beach and gives a terraced appearance, is interpreted as a step-beach landscape.

Sesar dan kekar di daerah Wayag bertanggung jawab terhadap mulajadi aneka bangun bukit. Masing-masing tonjolan dibatasi oleh dinding tegak atau hampir tegak, yang sebenarnya merupakan bidang sesar atau kekar. Penyebaran bukit menara sangat rapat, sehingga hampir tidak ada dataran di antaranya.

Di Batanta, perbukitan kasar di sepanjang pantai utara mempunyai lereng landai di bagian utara dan curam di bagian selatan. Gosong-gosong pulau yang tampak ketika air laut surut, mempunyai kedalaman belasan meter, dan bersusunan teratur oleh Verstappen (1960) dimana ditafsirkan sebagai timbulan batuan yang dalam perkembangannya mengalami penurunan sehingga tertutup laut. Perbukitan di Batanta bagian tengah dan barat menunjukkan topografi kars. Dolina, uvala dan polje mewarnai bentang alam permukaan batu gamping, termasuk beberapa gua. Pola aliran di segmen kars ini cenderung berada di bawah permukaan tanah.

Secara morfologi, Pulau Misool yang terletak di bagian paling selatan wilayah Kabupaten Raja Ampat terbagi menjadi 3 satuan geomorfologi yaitu:

  1. Pertama, dataran rendah yang hanya berkembang di bagian timur laut pulau. Ketinggiannya berkisar antara 0-75 m dml. Bentang alam ini dibentuk oleh sedimen klastik halus.
  2. Kedua, perbukitan kars yang berkembang di bagian tengah. Ketinggiannya berkisar antara 50-480 m dml. Unsur topografi karsnya berupa dolina, gua dan sungai bawah tanah. Litologi yang membentuknya, yaitu batu gamping, dialasi oleh batugamping berumur Tersier atau 52 juta-30 juta tahun.
  3. Ketiga perbukitan, menyebar di bagian selatan pulau dan membentuk pematang sempit yang mengelilingi pulau di sebelah utara. Batuannya berupa batuan sedimen dan batuan malih derajat rendah, yang tersingkap diketinggian antara 100 m dan 565 m dml. Sungai-sungai utama di pulau ini adalah Fageo, Biga dan Gam yang berpola meranting.

Terumbu koral terangkat yang membentuk undak-pantai teramati di Pulau Wayag bagian selatan-timur. Fenomena serupa juga tampak di pulau-pulau Mainsfield, Boo, Fam, Kofiau dan Doif di sebelah barat Pulau Batanta dan Pulau Salawati.

Stratigrafi

Kawasan Geopark menyingkapkan beragam jenis dan umur batuan, yang masing-masing terkelompokkan dalam formasi batuan. Mula jadi batuan dan pengaruh tektonik menceritakan sejarah geologi yang dimulai sejak ratusan juta tahun lalu hingga sekarang.

Batuan Paleozoikum

Batuan yang terbentuk pra-Trias atau sekitar 439 juta-360 juta tahun lalu ini hanya tersingkap setempat di bagian barat daya Misool. Satuan batuan malih yang mengalasi batuan Mesozoikum ini menjadi batuan tertua di kawasan Geopark Raja Ampat. Tebalnya diduga lebih dari 1.000 m (Rusmana et al, 1989).

Batuan Mesozoikum

Himpunan batuan yang terbentuk antara 245 juta hingga 65 juta tahun ini tersingkap di Waigeo, Batanta Timur, Salawati Utara dan Misool Selatan. Di Waigeo litologinya berupa batuan ultramafik yang berumur 148 juta tahun, dan batuan sedimen (Formasi Tanjungbomas). Di Batanta dan Salawati berupa batuan sedimen dan batuan malih derajat rendah (Formasi Waiyaar, Formasi Tamrau, Ofiolit Gag). Sedang di Misool berupa batuan sedimen (Formasi Keskain, Batu gamping Bogal dan Anggota Napal Lios, Serpih Yefbi, Formasi Demu, Serpih Lelinta, Batu gamping Facet, Formasi Fafanlap). Tebal seluruh batuan Mesozoikum tidak kurang dari 1.000 m.

Batuan Tersier

Kelompok batuan Tersier di Raja Ampat yang terbentuk antara 66,5 juta hingga 2 juta tahun lalu terutama berupa batuan sedimen, batu gamping, dan batuan gunung api. Di Waigeo berupa Formasi Lamlam, Formasi Rumai dan Anggota Batuan Gunung api, Formasi Yeben, dan Formasi Puri.

Di Batanta dan Salawati berupa runtunan Batu gamping Faumai, Formasi Sirga, Batuan Gunung api Batanta, Batu gamping Kais, Batu gamping Klasafet, Batuan Gunung api Dore, Batu gamping Sagewin, Formasi Yaripi, Formasi Marchesa, dan Formasi Klasaman. Di Salawati Utara, setempat dijumpai bancuh berumur Neogen (11-2 juta tahun) termasuk Breksi Yefman yang mula jadinya dipengaruhi oleh sistem Sesar Sorong yang berarah barat-baratdaya-timur-timurlaut.

Sedang di Misool lebih berupa batu gamping, yang sebagian terkarstifikasi (Batupasir Daram, Batu gamping Zaag, Napal Kasim, Batu gamping Openta, dan Batu gamping Atkari). Tebal batuan Tersier mencapai ribuan meter.

NO DIGGING

NO COLLECTING

is a simplest way to protect our Geological Heritage.

IUCN is developing a guideline for geoconservation in protected and conserved area.

IUCN mengembangkan sebua pedoman untuk geokonservasi di kawasan lindung dan dilestarikan.

GEOWISATA RAJA AMPAT

Keindahan alam menjadi kekuatan dari berbagai lokasi di Raja Ampat yang juga mendunia. Pengalaman yang menyenangkan mata dalam kondisi alam ini akan menyegarkan hidup Anda.

Dengan 2.713 pulau, Raja Ampat memiliki bentang alam yang unik. Pulau-pulau karst terletak di atas air laut yang berwarna biru kehijauan, yang akan memberikan pengalaman tak terlupakan hanya dengan melintasinya. Kita bisa berhenti di salah satu pulau, atau mungkin di pasir yang terangkat yang hanya muncul saat air surut, untuk bermain di pasir putih yang lembut. Jika ingin keindahan sekaligus, kita mendaki sebentar hingga tiba di view point dan menyaksikan sendiri kemegahannya.

Stratigrafi Raja Ampat (*JTL = Juta Tahun Lalu)

© Hanang Samodra


©2022 Raja Ampat Geopark Management Body.

Seluruh hak cipta.

id_IDIndonesian