Location | Kabui Bay (Waigeo) |
---|---|
Coordinate | 00o18’48.8”S and 130o37’07,2”E |
Characteristics | Karstification, karst landscapes, sea level fluctuations, geological processes (uplift) and history |
RA-07
Geology
Tourism
Kabui Bay in the southwestern part of Waigeo, which is formed by the mainland and Gam Island, is occupied by small islands (sea-stacks) composed of the limestones of the Waigeo Formation. This landscape site is located in Kabui Village, Mansuar District, at coordinates 00o18’48.8”S and 130o37’07,2”E. Various sizes of islands in a fairly large bay are separated from each other by shallow waters between 10-20 m deep. Some islands have unique shapes, such as pencils, human faces and so on. NE-SW trending joints border some of the island, forming a vertical wall with an average height of 10 m. NE-SW fault, for example, locally formed Batu Pensil.
Part of the limestone surface is covered by a thin layer of orange to dark red ocher. It is formed by the solution escaping through cracks. Some limestones are supposed to contain iron and magnesium. Ostrea attached to the surface of limestone are scattered at various heights. The live ostreas are under the influence of tides, while the dead ones are located at an altitude of up to 5 m above mean sea level. Therefore, this type of mollusk can be used to characterize ancient sea levels Ostrea can also be used to estimate the average speed of uplift at this area, by dividing the height of the dead ostrea from the mean sea level by the age of the ostrea shell. Studies that have been carried out have resulted in uplifting speeds ranging from 1.2-1.5 cm/year (Samodra et al, 2017)..
Situs bentang alam ini terletak didalam Teluk Kabui di bagian barat selatan Waigeo, yang dibentuk dari daratan utama dan Pulau Gam oleh batu gamping Formasi Waigeo dengan ciri khas pulau-pulau kecil (sea-stacks) dengan berbagai ukuran yang ukurannya cukup besar dipisahkan satu sama lain oleh perairan dangkal yang berkedalaman antara 10-20 m. Beberapa pulau mempunyai bentuk bangun yang unik, misalnya seperti pensil, wajah manusia dan sebagainya. Kekar-kekar berarah timurlaut-baratdaya membatasi sebagian pinggiran pulau, sehingga membentuk dinding tegak setinggi rata-rata 10 m. Beberapa pulau berdinding tegak ini terpotong oleh sesar timurlaut-baratdaya, contoh di Batu Pensil.
Sebagian permukaan batu gamping ditutupi oleh lapisan oker berwarna jingga hingga merah tua. Lapisan itu merupakan endapan dari larutan yang ke luar melalui percelah-retakan batuan. Menurut dugaan, Batu gamping seperti ini mengandung besi dan magnesium. Ostrea yang menempel di permukaan dinding pulau-pulau batu gamping tersebar di berbagai ketinggian. Ostrea yang masih hidup berada di bawah pengaruh pasang surut, sementara yang mati terletak di ketinggian hingga 5 m di atas rerata muka laut. Oleh karenanya, jenis moluska ini dapat dipakai untuk menciri paras laut purba. Ostrea juga dapat digunakan untuk memperkirakan kecepatan rata-rata pengangkatan di daerah ini, yaitu dengan membagi ketinggian letak ostrea mati dari rerata muka laut dengan umur cangkang ostrea. Kajian yang pernah dilakukan menghasilkan kecepatan pengangkatan yang besarnya berkisar antara 1,2-1,5 cm/ tahun (Samodra, 2017).
©2022 Raja Ampat Geopark Management Body.
All Rights Reserved.